Jeritan Anak Muda


Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang paling membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu "Kapan aku menikah??".

Resah dan gelisah kian menghantui hari-harinya. Manakala usia telah melewati kepala tiga, sementara jodoh tak kunjung datang. Apalagi jika melihat disekitarnya, semua teman-teman seusianya, bahkan yang lebih mudah darinya telah naik ke pelaminan atau sudah memiliki keturunan. Baginya, ini suatu kenyataan yang menyakitkan sekaligus membingungkan. Menyakitkan tatkala masyarakat memberinya gelar sebagai "bujang lapuk" atau"perawan tua" , "tidak laku".Membingungkan tatkala tidak ada yang mau peduli dan ambil pusing dengan masalah yang tengah dihadapinya.

Apalagi anggapan yang berkembang di kalangan wanita, bahwa semakin tua usia akan semakin sulit mendapatkan jodoh. Sehingga menambah keresahan dan mengikis rasa percaya diri. Sebagian wanita yang masih sendiri terkadang memilih mengurung diri dan hari-harinya dihabiskan dengan berandai-andai.

Ini adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri sebab hal ini bisa saja terjadi pada saudari kita, keponakan, sepupu atau keluarga kita. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini, tingginya batas mahar dan uang nikah yang ditetapkan. Hal ini banyak terjadi dinegeri kita -khususnya di daerah sulawesi-. Telah banyak kisah para pemuda yang sudah ingin sekali menikah, mundur dari lamarannya hanya karena tidak mampu menghadapi mahar yang ditetapkan. Setan pun mendapatkan celah untuk menggelincirkan anak-anak Adam sehingga melakukan perkara-perkara terlarang mulai dari kawin lari sampai pada perbuatan-perbuatan yang hina (zina), bahkan sampai menghamili sebagai solusi dari semua ini. Padahal agama yang mulia ini telah menjelaskan bahwa jangankan zina, mendekati saja diharamkan,

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.". (QS. Al-Israa’:32 )


Pembaca yang budiman, sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah I telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak jelas dari syari’at-syari’at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah I telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang mulia,

"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)". (QS.Thohaa :1-3)

Allah I berfirman

"Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur."(QS. : Al-Maidah: 6)

Namun sangat disayangkan kalau kemudahan ini, justru ditinggalkan. Malah mencari-cari sesuatu yang sukar dan susah sehingga memberikan dampak negatif dalam menghalangi kebanyakan orang untuk menikah, baik dari kalangan lelaki, maupun para wanita, dengan meninggikan harga uang pernikahan dan maharnya yang tak mampu dijangkau oleh orang yang datang melamar. Akhirnya seorang pria membujang selama bertahun-tahun lamanya, sebelum ia mendapatkan mahar yang dibebankan. Sehingga banyak menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kejelekan, seperti menempuh jalan berpacaran. Padahal pacaran itu haram, karena ia adalah sarana menuju zina. Bahkan ada yang menempuh jalan yang lebih berbahaya, yaitu jalan zina !!

Di sisi yang lain, hal tersebut akan menjadikan pihak keluarga wanita menjadi kelompok materealistis dengan melihat sedikit banyaknya mahar atau uang nikah yang diberikan. Apabila maharnya melimpah ruah, maka merekapun menikahkannya dan mereka tidak melihat kepada akibatnya; orangnya jelek atau tidak yang penting mahar banyak !! Jika maharnya sedikit, merekapun menolak pernikahan, walaupun yang datang adalah seorang pria yang diridhoi agamanyadan akhlaknya serta memiliki kemampuan menghidupi istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-telah mamperingatkan,

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقَهُ وَدِيْنَهُ فَزَوِّجُوْهُ . إِلَّا تَفْعَلُوْا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِيْ الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ

"Jika datang seorang lelaki yang melamar anak gadismu, yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah (musibah) dan kerusakan yang merata dimuka bumi "[HR.At-Tirmidziy dalam Kitab An-Nikah(1084 & 1085), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah(1967).

Jadi, yang terpenting dalam agama kita adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan sekedar kekayaan dan kemewahan. Sebuah rumah yang berhiaskan ketaqwaan dan kesholehan dari sepasang suami istri adalah modal surgawi, yang akan melahirkan kebahagian, kedamaian, kemuliaan, dan ketentraman. Namun sangat disayangkan sekali, realita yang terjadi di masyarakat kita, jauh dari apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya karena perasaan "malu" dan "gengsi" hingga rela mengorbankan ketaatan kepada Allah; tidak merasa cukup dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam syari’at-Nya. Mereka melonjakkan biaya nikah, dan mahar yang tidak dianjurkan di dalam agama yang mudah ini. Akhirnya pernikahan seakan menjadi komoditi yang mahal, sehingga menjadi penghalang bagi para pemuda untuk menyambut seruan Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

"Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya". [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)]

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menganjurkan umatnya untuk mempermudah dan jangan mempersulit dalam menerima lamaran dengan sabdanya,

مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَسْهِيْلُ أَمْرِهَا وَقِلَّةُ صَدَاقِهَا

"Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469).

Oleh karena itu, pernah seseorang datang kepada Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- seraya berkata,"Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita." Beliau bersabda, "Engkau menikahinya dengan mahar berapa?" orang ini berkata:"empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham)". Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

عَلَى أَرْبَعِ أَوَاقٍ ؟ كَأَنَّمَا تَنْحِتُوْنَ الْفِضَّةَ مِنْ عَرْضِ هَذَا الْجَبَلِ مَا عِنْدَنَا مَا نُعْطِيْكَ وَلَكِنْ عَسَى أَنْ نَبْعَثَكَ فِيْ بَعْثٍ تُصِيْبُ مِنْهُ

"Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan kepadamu. Tapi mudah-mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut)". [HR, Muslim(1424)].

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawiy-rahimahullah- berkata tentang sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang kami huruf tebalkan, "Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan kondisi calon suami".[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]

Perkara meninggikan mahar, dan mempersulit pemuda yang mau menikah, ini telah diingkari oleh Umar -radhiyallahu ‘anhu-. Umar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

أَلَا لَا تَغَالُوْا بِصُدُقِ النِّسَاءِ فَإِنَّهَا لَوْ كَانَتْ مَكْرَمَةً فِيْ الدُّنْيَا أَوْ تَقْوًى عِنْدَ اللهِ لَكَانَ أَوْلَاكُمْ بِهَا النََّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَصْدَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِمْرَأَةً مِنْ نِسَائِهِ وَلَا أُصْدِقَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ بَنَاتِهِ أَكْثَرَ مِنْ ثِنْتَيْ عَشَرَ أُوْقِيَةٌ

"Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)" .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114),Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340).

Pembaca yang budiman, pernikahan memang memerlukan materi, namun itu bukanlah segala-galanya, karena agungnya pernikahan tidak bisa dibandingkan dengan materi. Janganlah hanya karena materi, menjadi penghalang bagi saudara kita untuk meraih kebaikan dengan menikah. Yang jelas ia adalah seorang calon suami yang taat beragama, dan mampu menghidupi keluarganyanya kelak. Sebab pernikahan bertujuan menyelamatkan manusia dari perilaku yang keji (zina), dan mengembangkan keturunan yang menegakkan tauhid di atas muka bumi ini.

Oleh karena itu, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- perkah bersabda,

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُ الْغَازِيْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ التَّعَفُّفَ

"Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri". [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518).

Orang tua yang bijaksana tidak akan tentram hatinya sebelum ia menikahkan anaknya yang telah cukup usia. Karena itu adalah tanggung-jawab orang tua demi menyelamatkan masa depan anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran orang tua semua untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Ingatlah sabda Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ

"Agama adalah mudah dan tidak seorangpun yang mempersulit dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan". [HR. Al-Bukhary (39), dan An-Nasa’iy(5034)]

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk menerapkan prinsip islam yang mulia ini dalam kehidupan mereka sebagaimana dalam sabda Beliau,

يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا

"permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari". [HR.Al-Bukhary(69& 6125), dan Muslim(1734)]

Syaikh Al-Utsaimin-rahimahullah- berkata, "Kalau sekiranya manusia mencukupkan dengan mahar yang kecil, mereka saling tolong menolong dalam hal mahar(yakni tidak mempersulit) dan masing-masing orang melaksanakan masalah ini, niscaya masyarakat akan mendapatkan kebaikan yang banyak, kemudahan yang lapang, serta penjagaan yang besar, baik kaum lelaki maupun wanitanya".[Lihat Az-Zawaaj]


Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

19 komentar: on "Jeritan Anak Muda"

Rodiah hasan mengatakan...

nanti-lah dengan sabar
sungguh, Allah Maha Tau yang terbaik untuk dirimu
siapkan dirimu, hatimu..
sangat mudah bagiNya memberikan "terkasih" untukmu ataupun tidak
berharap dan mintalah padaNya..
pemilik alam raya dan pencipta "terkasih"mu

Intinya kita menikah bukan dengan orang yang kita cintai tapi kita menikah dengan orang yang sudah diqodar menjadi jodoh kita 50.000 taon sebelum langit n bumi diciptakan....

Jika ada yang mengatakan wanita sulit mendapatkan pasangan karena mahalnya mahar itu SALAH BESAR (Sy g seperti itu tp blom qodarnya) .......karena bagaimanapun itu adalah QODAR....

Faizah iza mengatakan...

menikah bukanlah suatu hal yg mudah,. butuh bayak persiapan baik dari segi lahiriah maupun batiniah...menikah tidak hanya menyatukan dua hati tetapi juga meyatukan dua keluarga..

untuk menyatukan kelurga, menurut saya itu tidaklah sulit, intinya bagaimana kta berkomunikasi dg 2 keluarga akan suatu pernikahan utk menjadi lbh mudah,..bukan mjd suatu hal yg mempersulit diri sendiri dlm pernikahan..insya allah ke 2 keluarga pun bisa mengerti dan akan memudahkan jalnnya pernikahan..sehingga dg adanya komunikasi insya allah mahar yg besarpun bisa dikompromikan dg baik,. shg tidak mempersulit pihak lak2 maupun wanitanya...tetapi semua itu bisa terjadi dg baik apabila mempunyai niat yg baik pula utk menikah..berniatlah menikah hanya krn Allah bkn krn hal yg lain....insya allah jlnnya pun akan dipermudah..amien..


lama atau tidaknya orang mendapatkan jodoh itu tergantung dari usahanya walaupun jodoh itu sudah digariskan oleh Alllah..setiap manuasia itu pasti mempunyai jodohnya masing -masing yg telah di gariskan oleh Allah SWT..jd jg khawatir bagi orng2 yg blm mendapatkan jodohnya..

Akan tetapi bagaimana kita bisa mendapatkan jodoh yang baik itu tergantung dari amal perbuatan kita....spt orang yg shaleh pasti akan mendapatkn jodoh yg shaleh pula,.apabila ia pezina maka dia pun akan mendapatkan orng yg spt itu pula...

jadi menurut saya bila ingin mendapat jodoh yg baik dan shaleh, maka koreksilah diri sendiri dulu sebelum kita menginginkan jodoh yg seperti apa nt nya utuk diri kita sendiri ....insaya allah jodoh yg diharapkan tdk jauh dari amal perbutan kita sehari2..

Iyo Tengil mengatakan...

Sebelumnya mohon maaf kalo kata² dibawah terlalu vulgar.. tapi ini from the bottom of my heart :)

"KAPAN NIKAH???"
"UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH! !!"
"JANGAN LAMA-LAMA!!! !"
"JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"


Tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari
orang-orang disekitar gue.... nyebelin banget! dan mungkin banyak
dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua
(sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe...)


KAPAN NIKAH????
ya gak tau! emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri?
emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan
kesendirian gue.


UDAH JANGAN MILIH-MILIH! !!
Kok jangan milih-milih sih? MEMILIH ITU PENTING. Pada saat gue
memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis
aja. berarti gue sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya
hehehhehe... ..)

Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan si pria A dan bukan si
pria B, berarti gue sudah melakukan pemilihan. Pada saat gue
memutuskan untuk menikah dengan pria
yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah
melakukan pemilihan. SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.


JANGAN LAMA-LAMA!!!
LHAAAA... Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal seumur hidup.


JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!!
Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha.....
nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi
sedikit bukan jatuh dari langit.

Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah,
kalo gue tanya alasannya pasti karena umur,
desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku,
takut dibilang perawan tua.

Iyo Tengil mengatakan...

Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gue "tutup mata"
terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting
untuk dipertimbangkan pada masa pacaran

apakah memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek)
atau apakah "dia tulang rusuk gue " (buat yang cowok),
mereka punya prinsip yang penting nikah dulu.
mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu saja pada saat menikah.

Gue tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue
gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak
ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani
jamin bahwa nikah di umur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah
di umur 30 atau lebih?,

coba liat di catatan sipil, angka perceraian
paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana
(kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya, soalnya gue sendiri gak
pernah ngecek hahahahh.... )

Malah menurut gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya,
karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil,
kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup
memadai.
(materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan
gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta),
Gue juga gak mau menikah karena desakan orang tua atau karena takut dibilang perawan tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang bakalan tanggung semua resiko kalo ada masalah kan gue bukan mereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai.
kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.


JADI LU GAK PENGEN NIKAH?
GUBRAKKK.... !!!!
gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gue pengen nikah
karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani
sendirian (ceileee...puitis amat lu),
gue pengen nikah karena gue
menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam
segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue butuh
menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi
(hihihihi... jadi malu nih), dan masih banyak lagi...
tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya,
bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama
yang DIATAS.

Fyi, gue lajang umur 27th. Alhamdulillah gue di beri rizki untuk terus bekerja (wanita karier, red.). Gue belum married sampai sekarang, bukan karena mahar. Banyak teman² gue yang sudah menikah, menyesali dengan kehidupan mereka terutama soal perekonomian. Baik jokam ataupun non jokam. Pernikahan itu adalah pilihan, dan gue gak mau salah memilih.

Gue gak pernah merasa minder apalagi pesimis belum married sampe saat ini. Karena gue bisa meraih banyak hal yang gak bisa di raih oleh para perempuan yang sudah menikah. Dan gue banggga dengan apa yang gue raih sekarang ini :)


DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME, CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES.

M3k mengatakan...

Baca Juga :

http://www.facebook.com/topic.php?topic=9609&post=42257&uid=48432924995#/topic.php?uid=48432924995&topic=9648

M3k mengatakan...

TIPS :

1. Jangan jadikan traumatik masa lalu sebagai patokan sehingga tidak memberikan solusi ke arah yang lebih baik.

2. Jika belum memiliki pasangan hidup kita tetap harus memposisikan untuk siap dan berani menanggung segala resikonya dalam membina hubungan rumah tangga.

3. Jangan pernah mengharapkan seseorang untuk jadi seperti yang kita harapkan tapi lebih melihat bagaimana kita menempatkan diri kita terhadap orang lain.

4. Jika kita ingin mendapatkan jodoh maka kita harus berkonsentrasi bukan kepada mana yang harus dipilih tapi berkonsentrasi dengan melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.

5. Tidak perlu mengkhawatirkan usia, di usia berapapun menikah baik jika kita mau mempertanggung jawabkan pernikahan kita terhadap Allah dan terhadap pasangan.

6. Carilah soulmate sebanyak-banyaknya agar silaturrahminya baik

7. Teruslah berdo'a karena do'a merupakan proposal kita terhadap Allah, jangan pernah berprasangka buruk terhadap Allah.

8. Jangan pernah menilai, memberi label dan kesimpulan kepada seseorang karena jodoh atas ridha Allah semata, manusia hanya wajib berikhtiar tapi Allah yang menentukan segalanya.

Bolehkah Wanita Melamar Pria ?
(www.ar-risalah.or.id)

Menawarkan diri pada lelaki yang pasti; pasti agamanya, pasti kualitas akhlaknya. Walau yang tak pasti cuma satu, diterima atau tidak. Dan andai ditolak pun sebenarnya bukanlah kehinaan, hanya ladang kesabaran yang niscaya menumbuhkan pahala. Daripada menunggu yang tak pasti; tak pasti agamanya, tak pasti akhlaknya. Bahkan juga tak pasti pula datangnya.

Apakah salah bila seorang wanita muslimah menawarkan dirinya pada seorang lelaki shalih? Padahal menikah merupakan ibadah setengah dîn.

Contoh yang Telah Berlalu

Sebenarnya kejadian seperti ini juga pernah terjadi di zaman Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallâhu ‘Anhu, dia berkata, “Telah datang seorang wanita kepada Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam dan menawarkan diri kepadanya, dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau berhajat kepadaku?” Lalu ketika menceritakan hadits ini, maka anak perempuan Anas Radhiyallâhu ‘Anhu mengatakan, “Sungguh sedikit malu perempuan itu dan buruk akhlaknya.” Lalu dijawab oleh Anas Radhiyallâhu ‘Anhu, “Sesungguhnya dia itu (perempuan yang menawar diri) lebih mulia dan baik darimu karena dia mencintai Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam dan menawar dirinya demi kebaikan.” (HR. al-Bukhâriy)

Dalam riwayat lain, Sahal bin Sa’ad mengatakan bahwa seorang wanita datang menemui Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu.” Tatkala wanita itu melihat Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam tidak memutuskan sesuatu terhadap tawarannya itu, lantas dia duduk. (HR. al-Bukhâriy dan Muslim)

Hadits di atas tidak dikhususkan kepada Rasul saja, bahkan bisa menjadi contoh teladan kepada semua wanita muslimah dan mereka diperbolehkan menawarkan diri kepada lelaki shalih agar menikahinya, tentunya selama tidak akan menimbulkan fitnah tersendiri dan dengan cara-cara yang terpuji. Dan apa yang terjadi kepada Rasul, selama tidak dikhususkan, maka menjadi perbuatan sunnah yang umum.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. al-Ahzâb: 21)

Al-Bukhâriy mengemukakan hadits ini dalam bab seorang wanita menawarkan dirinya kepada seorang laki-laki yang shalih. Sementara dalam Kitab Fathul Baari disebutkan, “Ibnul Munir berkata dalam kitab al-Hasyiah, “Di antara kehebatan Bukhari bahwa ketika dia tahu ada kekhususan dalam kisah seorang wanita yang menyerahkan dirinya ini, dia mencoba menyimpulkan hadits tersebut untuk perkara yang bukan kekhususan. Artinya, bahwa seorang wanita diperbolehkan menawarkan dirinya kepada seorang laki-laki yang shalih karena tertarik oleh keshalihannya. Maka hal itu diperbolehkan.””

M3k mengatakan...

Sementara al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dari hadits mengenai seorang wanita yang menyerahkan dirinya kepada Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam itu dapat diambil kesimpulan, bahwa seorang wanita yang ingin menikah dengan laki-laki yang lebih tinggi kedudukannya daripadanya bukanlah merupakan aib sama sekali. Apalagi kalau tujuannya baik dan maksudnya benar. Boleh jadi karena kelebihan agama laki-laki yang mau dilamar atau karena keinginan dan hawa nafsu yang apabila didiamkan saja dikhawatirkan dia bisa terjebak ke dalam sesuatu yang dilarang agama.”

Kemudian Ibnu Daqiq al-’Îd berkata juga, “Hadits tersebut bisa dijadikan dalil mengenai bolehnya seorang wanita menawarkan dirinya kepada seseorang yang diharapkan keberkahannya.”

Berkata Ibn Hisyam Rahimahullâh dalam mengisahkan teladan Khadijah Radhiyallâhu ‘Anhâ dalam menawarkan dirinya kepada Rasulullah dengan mengutus perantara (orang tengah) untuk menyampaikan hajatnya kepada Rasulullah dengan menyampaikan pesanan Khadijah Radhiyallâhu ‘Anhâ, “Wahai anak saudara pamanku, sesungguhnya aku telah tertarik kepadamu dalam kekeluargaanmu, sikap amanahmu, kebaikan akhlakmu, dan benarnya kata-katamu.” (Tarikh Ibn Hisyam: 1/122)

Adapun menjawab ayat al-Quran yang menyebut kekhususan hanya untuk Nabi, sebagaimana firman Allah,

“Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau menikahinya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin.” (QS. al-Ahzâb: 50)

Pengkhususan di sini dimaksudkan dalam masalah maskawin, yaitu dikhususkan untuk Rasulullah nikah dengan perempuan yang menghadiahkan dirinya kepada baginda Nabi tanpa perlu beliau membayar maskahwin, sedangkan bagi umat Islam yang lain diwajibkan membayar maskawin, namun untuk Nabi diberi pengecualian. (Ibnu Katsir: 3/124)

Bisa Juga Oleh Walinya

Memang bisa juga dengan perantara walinya, mungkin saudaranya yang laki-laki atau perempuan, juga bisa orang tuanya yang langsung menawarkan. Sebagaimana cerita tentang nabi Shalih yang ditawari Syu’aib akan anak-anaknya yang perempuan,

“Berkatalah dia (Syu’aib), “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun.”” (QS. al-Qashshash: 27)

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan, “Bahwa Umar bin Khattab ketika melihat Hafshah-putrinya dari Khunais bin Khudzafah as-Sahmi-belum bersuami, beliau menawarkannya kepada ‘Utsman bin Affan, lalu kepada Abu Bakar, dan terakhir Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam yang mengkhitbahnya.” (HR. al-Bukhariy)

Demikian hadits yang bersumber dari ‘Âli bin Abi Thalib, beliau berkata, “Wahai Rasulullah, apa ada yang engkau pilih dari Quraisy sehingga engkau memanggilku?” Rasulullah menjawab, “Apakah engkau ada pandangan?” Aku katakan, “Ya, putri Hamzah.” Lalu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Sesungguhnya dia tidak halal bagiku, karena dia putri dari saudaraku sesusuan.” (HR. Muslim)

Melecut Nyali Para Pria

Sebenarnya, bukan karena ketidaktahuan yang membuat para ikhwan melambatkan pernikahan. Tapi seringkali karena tidak pede, terutama masalah mahar dan ma’isyah. Nah, akhwat yang semestinya juga ikut meyakinkan mereka, bahwa dia berani untuk menanggung bersama. Berani menjalani proses kehidupan apapun bentuknya, lapang dan sempitnya, susah maupun gembiranya. Terkadang para ikhwan itu perlu dipecut agar tidak lagi menjadi pengecut, agar bertambah kuat imannya tentang rezki Rabbnya, dan bertambah pula kreativitas usahanya. Pernikahan terbukti menjadi sebuah bentuk sarana percepatan diri yang sangat efektif. Lalu hanya kepada Allah kita semua bertawakkal. (www.ar-risalah.or.id)

Osama siddiqi mengatakan...

Barakallahufikum..smoga bermammfaat buat antum pribadi
dan kemeslahatan ummah tentunya..!

Ratna Eka W mengatakan...

q sekarang juga sedang menanti jodohku. saat ini q sudah di kenalkan dengan seorang mubaliqh yang insya allah agamanya baik! mudah-2an dia adalah jodoh yang barokah untukku! mohon u/ semua teman2 agar q di beri kelancaran dan kebarokahan u/ bertemu jodohku! u/ semua yang belum mendapatkan jodoh aku juga do'akan semoga mendapatkan jodoh yang barokah! yang sholeh/shalihah, amiiiiin!!!

Osama siddiqi mengatakan...

duh senangnya...)
semoga di mudahkan segala urusannya..
serta mendapatkan calon pendamping hidup yg shaleh tentunya
yg ta'at terhadap Allah dan Rasulnya..dan so pasti tanggung jawab..
bisa membimbing ukhty..dari bahtera hidup yg hanya sementara ini
kepada kehidupan yg abadi nanti di alam akherat..
ane ucapkan: mabruk..mabruk..mabruk...

M3k mengatakan...

Sebuah cerita yang menginspirasi saya...
dari message seorang teman..
semoga bermafaat...

Mengapa ?
Karena Dia Manusia Biasa ...


Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu?
Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah :P).
Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya.Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan.Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran.Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius.
Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi. Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan.

Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu. Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya).
Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal.

Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya.
Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua.
Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.
Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini.
"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."
"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya.
Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.
Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang
dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe.
Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.
"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya.
Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

M3k mengatakan...

Kepada YTH

Calon istri sy, calon ibu anak-anak sy, calon anak Ibu sy dan calon kakak buat adik-adik sy
Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi sy mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi sy mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Sy, yg bernama ...... menginginkan anda ......untuk menjadi istri sy. Sy bukan siapa-siapa. Sy hanya manusia biasa.
Saat ini sy punya pekerjaan.
Tapi sy tidak tahu apakah nanti sy akan tetap punya pekerjaan. Tapi yg pasti sy akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Sy memang masih kontrak rumah. Dan sy tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yg pasti, sy akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak sy tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Sy hanyalah manusia biasa, yg punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Sy menginginkan anda untuk mendampingi sy. Untuk menutupi kelemahan sy dan mengendalikan kelebihan sy. Sy hanya manusia biasa. Cinta sy juga biasa saja. Oleh karena itu. Sy menginginkan anda mau membantu sy memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.
Sy tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena sy tidak tahu suratan jodoh sy. Yg pasti sy akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yg baik. Kenapa sy memilih anda ?
Sampai saat ini sy tidak tahu kenapa sy memilih anda.
Sy sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan sy semakin mantap memilih anda.
Yg sy tahu, Sy memilih anda karena Allah. Dan yg pasti, sy menikah untuk menyempurnakan agama sy, juga sunnah Rasulullah. Sy tidak berani menjanjikan apa-apa, sy hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini. Sy mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada sy. Sy kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan.
Semoga Allah ridho dgn jalan yg kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Sy memandang surat itu lama. Berkali-kali sy membacanya. Baru kali ini sy membaca surat 'lamaran' yg begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yg berbunga-bunga.Surat cinta minimalis, sy menyebutnya :D. Sy menatap sahabat disamping sy. Dia menatap sy dgn senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia." "Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yg mengatur hidupnya. Yg aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yg akan terjadi pada kita dikemudian hari.Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku.""Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yg kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel.
Satu lagi pelajaran pernikahan sy peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dgn kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yg mengatur segala kehidupannya. Begitupun dgn sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dlm rahim. Tidak ada seorang pun yg tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta,
tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yg selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yg 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yg utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yg membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yg mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yg mampu memudahkan segala urusan dan menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dlm sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yg akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk kita berjalan menuju ke RidhoNya melalui mahligai pernikahan.

Dewi Jusuf mengatakan...

@mba tnty/fyi: salut tuk positif thinhkingnya, sy aja gk bisa loh
@mba rtna: amiin n smoga lncar barokah
messagenya bagus,, bagus bgt pncerahan diriku yg sampai saat ini blum nikah juga :(
bukan masalah maharnya juga sih ya, tp klo blum ada yg mau sm aku gmanaa??
sabar n kudu byk doa n mperbaiki dirii kali ya,, ^_^

Faizah iza mengatakan...

Hakikat Nikah

1. Menjalankan sunnah Rasul Rasul.

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ ِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (رواه البخارى)

2. Memberi kesempurnaan agama.
3. Mempertemukan dua insan berlainan jenis, dari yang haram menjadi halal
4. Untuk memenuhi kebutuhan sexual
5. Untuk kesinambungan turunan anak manusia
6. Menjaga pandangan dan syahwat dari yang haram.

مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ
بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (البخارى)

7. Supaya saling mewarisi.
8. Mempertemukan dua keluarga besar dan saling menjaga silaturrahim

Ita mee mengatakan...

setelah membaca komen saudara2 diatas, saya teringat dengan diri saya sendiri. 05 Januari 2002, saya bertemu dan berkenalan dengan seorang lelaki. setelah itu komunikasi jalan sampai akhirnya dia memberanikan diri melamar saya dengan segala kekurangan dan kelebihan dia. Waktu itu saya langsung menerima dia karena saya pikir mungkin inilah jodoh saya, padahal dia lain suku dengan saya. Dia meminta langsung untuk segera melamar saya tapi saya memberikan waktu tiga bulan kepadanya untuk kepastian. Dan saya juga gak tahu kenapa langsung menerima ajakan dia untuk menikah padahal saya belum pernah ketemu sama keluarganya karena dia berasal dari luar pulau jawa. Dan lagi ayah sama ibu juga langsung suka dengannya dan menyetujui saya untuk menikah dengannya. Akhirnya 08 April 2002 Alhamdulillah kita menikah dengan sangat sederhana. karena pernikahan tidak perlu harus dengan perayaan, yang penting ada akad nikah dan dengan saksi2 dari para tetangga. lagipula saya juga tidak ingin membebankan hal itu sama kedua orang tua meskipun orangtua saya mampu dan calon suami waktu itu sudah bergaji diatas kurang lebih 8juta/bulan.

Di tahun pertama pernikahan, segalanya begitu indah namun lambat laun mulai timbul perbedaan adat istiadat, bahasa dan lainnya. banyak liku liku di tahun pertama pernikahan yang sering membuat saya sering berontak karena perbedaan kebiasaan ditambah cobaan dari segi ekonomi. Namanya manusia memang tidaklah selalu berada di atas, adakalanya memang dibawah sesuai perputaran roda dunia.

Setelah 1,5tahun pernikahan, akhirnya saya mengandung putra pertama. Disitu saya mulai memahami dan bisa menerima perbedaan itu sebagai kekurangan yang mestinya saya bisa menutupinya. Namun yang saya ingat adalah komitmen saya dan suami waktu mau menikah adalah kita menikah untuk mencari surga ALLAH dan karena itu kita sepakat untuk tetap bersama dalam tali pernikahan di Dunia dan Akherat. InsyaALLAH....

Suami juga mengatakan sebisa mungkin kita meminimalisir hal2 yang bisa memicu pertengkaran dalam rumah tangga. Dalam berumah tangga memang hanya kita berdua yang bisa membuat langgeng tidaknya suatu pernikahan. Tidak ada jaminan yang mengatakan kenalan/pacaran(istilahnya) lebih lama buat pengenalan karakter masing masing, itu hanya membuang waktu dan menambah angka dosa maksiat kita.

Bagi yang belum menikah sampai diatas usia 25 tahun adalah kemungkinan memang belum dekat jodoh. bukan berarti kita harus berdiam diri untuk menunggu jodoh kita datang. Sebaiknyalah perbanyak tali silaturahmi dengan saudara ataupun teman. Karena makin lama kita menunda untuk menikah makin terbentuk karakter egoisme, individulisme pada diri kita. itupun sesungguhnya tanpa pernah disadari. Dan itu sudah terjadi pada beberapa orang yang saya kenal. Saya juga mengakui sebelum menikah dulu saya mempunyai target untuk menikah di usia 25 tahun dan kriteria calon suami harus minimal usianya lebih tua 10 tahun, rambutnya harus lurus, putih,dan utamanya harus seiman. Tapi di jalan saya ternyata Allah sudah meng-qodar kan kepada saya untuk menikah di usia 23 tahun. dapat suami dengan kriteria 11 tahun lebih tua dari saya, rambut lurus, putih dan akhirnya seiman. Nah, Kita boleh mempunyai rencana rencana tapi pada akhirnya juga ALLAH lah yang menentukan segalanya. Kita tinggal menjalani dan memenej untuk kedepannya dengan tetap mencari RIDHO ALLAH.

Untuk masalah menyatukan keluarga, bukanlah hal yang mudah tapi kita berusaha semampunya. Dan kalaupun hal itu tidak terlaksana, kita juga tidak bisa memaksa. karena kita menikah bukan karena kedua orngtua kita tetapi karena ALLAH yang mempertemukan kita sebagai jodoh.

itu adalah kisah saya yang saya bagikan sebagai pengalaman. Bagi yang belum menikah Semoga ALLAH segera mempertemukan jodoh bagi kalian. Amiiin.

M3k mengatakan...

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
Agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
Jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.

Ya Malikal Mulki, jika aku jatuh hati,
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
Agar aku tidak terjatuh dalam jurang cinta semu.
Ya Rohman, jika aku jatuh hati,
Jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling hati dari-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Rohim, jika aku rindu,
Jagalah rinduku padanya agar tidak lalai merindukan syurga-Mu.

Ya Sobur, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
Janganlah kenikmatan itu......,
melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir-Mu.

Ya Latiff, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
Jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah, Engkau maha mengetahui bahwa hati ini,
Telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
Telah berjumpa pada taat pada-Mu,
Telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
Telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah ikatannya ya Allah. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu,yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu
dan keindahan bertawakal di jalan-Mu....
Amieen Ya Robbal ‘Alamin........

Osama siddiqi mengatakan...

Dzikir tengah malam
Setelah senja Resach menunggu
Malam diantara kumandang adzan menjelang sahur
Angin sejenak mengantarkan kalimat-Mu
ke penjuru cakrawala
Hening tiba tiba membuka bayangan dosa-dosa
yang terangkai seperti sebuah mimpi kelabu
tentang kemarau panjang yang menghujam qalbu
Diatas kepingan sajadah kucoba merangkai kata
sebelum sunyi membuka lembaran
buku harian usang
tentang hari kemarin yang tercecer
di jalan
kembali kalimat-Mu menggema di sepanjang
dinding ruangan
bintang gemintang sepi menyambutnya
dengan desahan angin malam
pada pangkal kecemasan
kucoba merenungi waktu yang telah lama berdetak
tak beraturan
hingga tetesan air mata bercampur serpiohan gelombamg
memeluk bayangan diri yang
semakin mengecil di hadapan-Mu
Dzikir berhenti dipersimpangan mencari mata angin
untuk mengantarkan sejumput fikiran
ke arah kiblat
mengendap endap di bawah badai
Saat mencari mutiara Tuhan di lautan
tak bertepi...

#rumput liar#

Anggi Alhakim mengatakan...

TRIMS ANTUM BENER2 MULAI BERPIKIR DARI SEKARANG...

Arum Novianti mengatakan...

Duh....... Jadi kesentrum....
eh... Kesenttttuuuuuuuuuhhhh....
sebagian aku bgt yaaa...
tp aku g milih2 kok!
cm blm jodoh aja....

Posting Komentar

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, dan jika berkenan, silahkan berikan komentar Anda.
Jangan pernah ragu untuk beropini atau berdiskusi disini.

Mohon jangan spam,karena dengan berat hati Admin akan menghapus komentar yang dianggap spam dan yang dianggap dapat mengganggu para pembaca artikel-artikel Blog Gang Fals

Sekali lagi terima kasih.

Sukses Selalu...

Tambahkan Emoticon di atas Ke Dalam Komentar Anda. Caranya Cukup Dengan Mengetik Kode Di Samping Kanan Emoticon Tersebut